Kumpulan Cerita Sex 2018 - Namaku
Aldi, umurku 21 tahun dengan tinggi badan 187 cm dan berat badan 88 kg.
Aku kini bekerja sebagai tukang tagih di salah satu instansi di GTLO.
Aku lebih menyukai wanita setengah baya berbulu... Aku ingin menceritakan kisah nyata dengan tanteku sendiri,
Tante Lia. Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi
yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu
hanyalah kebetulan. Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu,
waktu itu aku masih berusia 16 tahun.
Aku mempunyai seorang tante
bernama Lia yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lia adalah adik dari
Mamaku. Tante Lia sudah menjanda selama lima tahun. Dari perkawinan dia
dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lia sendiri
melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di
salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan
seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya menurutku seksi
sekali. Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya
sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata
soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan
betah berlama-lama kalau sedang ada waktu. Dan sehari-harinya aku cuma
mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini dan dia itu orangnya supel
benar tidak canggung cerita-cerita denganku. Dari cerita tante Lia bisa
aku tebak bahwa dia itu orangnya kesepian sekali semenjak suaminya
meninggal. Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat
tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku
selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan
tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya
tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti
dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari keinginanku
untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat saja. Kadang-kadang
kupergoki tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya memakai lilitan handuk
saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka
handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia
sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari
belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya
malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun
pergi ke rumah Tante Lia. Sesampai di rumahnya, tante Lia baru akan
bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah.
Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante
Lia memintaku menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku
memberitahu orang tuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung
hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu
udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap. “Belum tante”, jawabku.
“Oh ya tante, Rio boleh pakai komputernya nggak, mau cek email bentar”,
tanyaku. “Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu
aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno. Dan
terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil
melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang
kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah
terangsang sekali. Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk
menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak
sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lia
sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga
langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain
kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku
sekenanya. Tapi tante Lia sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang
mengelus-elus batang kemaluanku. “Ada apa sih tante?” tanyaku. “Aah
nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar”
jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi
jangan lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku berupaya
meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar
tante dan menemani tante Lia nonton film horor yang kebetulan juga
banyak mengumbar adegan-adegan syur. Melihat film itu langsung saja aku
menjadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit
lagi. Malah Tante Lia sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya
dia tidak memakai bra karena aku bisa melihat puting susunya yang agak
mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu,
tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam.
Batang
kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak
sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan
itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.
“Lagi ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak
apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku
sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah,
Lan, lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba
mengendalikan diri. Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di
sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya. Tapi
rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Lia pun rupanya sudah
agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih
dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi
sekali tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi
sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah
seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku. “Ah masa sih?”
tanyanya. “Iya benar tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat
karena tante Lia terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya
lagi padaku.. “Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu
tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu
aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba
mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan”
katanya. “Ah tante bisa aja.. Tante kok kelihatannya makin lama makin
seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal
kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku.
“Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku.
“Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang
itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar
itu. “Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi
aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang
malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri
untuk mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata
tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku.
“Loh kok dilepas sih Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku.
“Oohh nggak lah, Lan.. Kemari deh”. Tanganku digenggam tante Lia,
kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin
berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga
semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun mencoba mencium tante Lia,
sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut ciumanku dengan beringas.
Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya
di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Lan..
Terusin Lan.. Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah..
Arhh.. Arrhh”. “Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh
silakan Lan”, sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga
payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di
depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang
aku kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang
keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama aku
menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah
mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya. Lalu
sekilas kulihat tangan Tante Lia sedang mengelus-elus bagian klitorisnya
sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk
kulepaskan. “Aahh buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah
menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu
kuciumi. Sekarang Tante Lia sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya
yang penuh dengan bulu. Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk
menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak
Lan.. Enak sekali” jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu
kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya
yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang
kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja. Tante Lia
semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke
kiri sambil meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk
tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin
cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya
yang semakin basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar
sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku
sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh..
Aarrhh.. Tante udah keeluuaarr Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil
pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian
bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis.
Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah ternyata kamu hebat
sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya
sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut
belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang
masih tegang di elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin
puting tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil
terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu
merasakan nikmatnya tubuh tante”. Tangan tante Lia segera menggerayangi
batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat
sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga
diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku juga tidak mau kalah,
tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya
tante Lia mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas
payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu,
seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya
sehingga tante Lia menjadi semakin blingsatan. “Aahh kamu suka sekali
sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat
merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh kamu
memang pandai muji orang, Lan..” Sementara itu tangannya masih terus
membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan
tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu tante Lia mulai menciumi
dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai
merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Lia berjongok
di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku. Sedetik
kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah
mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala
batang kemaluanku dengan lidahnya. Aku benar-benar merasakan nikmatnya
service yang diberikan oleh Tante Lia. Lalu dia mulai membuka mulutnya
dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil
menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga
basah oleh ludahnya. Selang beberapa menit setelah tante melakukan
hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di
seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lia kemudian kudorong
perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu
kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku. “Aahh Lan,
ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah.. Tante udah nggak
sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu”.
“Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke
arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku
gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante Lia
lagi-lagi menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan
tanggung-tanggung masukiinn..” Lalu aku mendorong masuk batang
kemaluanku. Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak
sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh..
Sshh.. Oohh pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku mulai
mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante Lia
sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang
kemaluanku sudah masuk semuanya. Kemudian batang kemaluanku mulai
kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat
Tante Lia juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena
goyangan pantat tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti
dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya
seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan
menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante
Lia mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan
semakin cepat lagi. “Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..”
mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan
permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau keluuaarr.. Aahh” Tubuh
tante Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik.
Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram
kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya.
“Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati
sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan.. Tante sampe keok
dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga
Alan keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang
berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan..
Terus.. Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku semakin kuat
merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh
pelan-pelan Lan, aahh.. Sshh” “Aduh tante bentar lagi aku udah mau
keluar nih..” kataku. “Aahh.. Lan.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh..
Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..”
“Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi
liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh..
Aahh.. Sshh.. Tante, Rio mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk tante
Lia sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, tante Lia memelukku
kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. “Aahh tante juga mau
keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang
kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur
dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali
tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh
Tante Lia untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Lia
menbelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan, Lan..”
Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya
kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh
lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan
kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami
melakukannya sampai tiga kali. Setelah kejadian itu kami sering
melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film
porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya
diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante Lia pun pindah ke
Jakarta dan menjalankan usahanya di sana. Aku benar-benar sangat
kehilangan Tante Lia dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah
menghubungiku lagi.
0 comments:
Post a Comment