Kumpulan Cerita Sex 2018 - Aku seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta di kota DKI, nama
aku Iwan. Aku berumur 30 tahun dengan tinggi badan 170 cm serta berat
badan 65 kg dan kata cewek-cewek sih, aku memiliki wajah dan tubuh yang
sangat ideal untuk seorang laki-laki bujangan. Perusahaan tempat aku
kerja memberlakukan lima hari kerja yaitu setiap hari senin sampai
Jumat, sehingga setiap hari sabtu aku selalu berada di rumah yang
merupakan salah satu kompleks elit di kota aku itu. Setiap hari sabtu
aku selalu mengisi waktu dengan melihat situs porno, majalah porno, dan
menonton film pornoh yang aku sewa di salah satu rental yang berada di
kompleks tersebut, dan hal itu berlangsung selama berbulan-bulan
Suatu saat hal tersebut tidak aku lakukan lagi karena setelah aku
melihat Riska anak tetangga aku yang masih duduk di kelas 1 SMP yang
kira-kira berumur 12 tahun dan aku sangat terpesona dengan kemolekan
tubuh anak tersebut. Riska memiliki tubuh yang indah untuk ukuran anak
seumur dia dengan tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan sekitar
45kg serta memiliki dua bukit kembar yang berukuran sedang yang
tercermin dari tonjolan padat dibalik seragam sekolah yang ketat dan
tank top yang biasa dikenakannya dan yang tidak kalah menariknya lagi ia
memiliki pantat yang sangat padat dan berisi yang terlihat dari rok
sekolah setinggi lutut dan rok mini yang ia kenakan dan anehnya lagi aku
tidak pernah melihat adanya garis CD yang ia kenakan, dan yang pasti
memiawnya belum ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku sering melihat riska
kesekolah setiap hari dengan sengaja berdiri didepan rumah sebelum aku
berangkat kerja atau pada sore hari sepulang kerja di saat ia sedang
jalan-jalan sore di sekitar kompleks dan pada saat itu aku selalu
memandangi riska dengan sangat tajam dan penuh nafsu namun ia tak
menyadarinnya dan sampai suatu hari riska mulai menyadarinya dan mulai
membalas tatapan aku dengan mata yang sangat menggoda.
Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang dengan kemolekan riska
setiap usai bekerja namun bukannya aku jatuh cinta padanya tapi aku
suka akan kemolekan tubuhnya dan sangat bernafsu untuk mencicipinnya,
tetapi nafsu birahi tersebut aku tahan dan aku lampiaskan dengan hanya
memandangi tubuhnya dari balik pagar pada sore hari disaat ia sedang
berjalan-jalan dikompleks. Riska selalu menggunakan tank top dan rok
mini setiap akan berjalan- jalan disekitar kompleks bersama kakak dan
sepupunya (Yani yang sedang kuliah smst 2 dan Neni yang duduk di sma kls
3) dan ini dia lakukan setiap sore. Seperti biasanya pada sore hari
setiap pulang kerja aku selalu menunggu riska untuk memandangi tubuhnya,
tetapi pada saat itu aku heran karena riska hanya sendiri saja berjalan
dengan sangat santai dan seperti biasa pula ia hanya memakai tank top
yang pada saat itu berwarna kuning dan rok mini berwarna putih tembus
pandang dan yang tidak terlalu ketat.
Dengan sangat nafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun
membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka riska menuju ke pintu pagar
rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku
selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak terjadi, dia malah
tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah aku yang
membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat
memandangi tubuh riska dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan
menyilangkan pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat
angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.
Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh riska dari dekat
maka aku dekati dia dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku
temanin,” dengan terkejut riska mambalikan wajahnya dan berkata “eh……
boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan deker
tersebut hanya pas untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku
bertannya pada riska “Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dengan
terbata-bata riska berkata “Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan temen aku
tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali dan kerkata
“Sorry.” kemudia riska menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke
salah satu mal namannya MM. Riska mulai terlihat santai tetapi aku
semakin tegang jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan
dengan dekatnya aku dapat memandangi paha mulus riska ditambah lagi dua
bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia salah
posisi.
Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai
menyadarinya tetapi malah kedua bukit kembarnya tersebut tambah
diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin salah tingkah dan tampa
sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya
karena tertiup angin yang membuat riska terkejut dan riskapun tidak
marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan
tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada
saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku gunakan dengan baik dengan
perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku
pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku
dekatkan ketelingannya yang membuat riska kegelian karena semburan
nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip melihat kedua
bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank topnya.
Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang
ia gunakan menuju kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang
sangat ketat yang merupakan tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku
membuka ikatan BH yang dikenakan riska yang membuat tangan aku semakin
leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan- lahan menyusup kebukit
kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH riska yang
berada di lehernya dan dengan leluasa aku menarik BH riska tersebut
keluar dari tank topnya karena pada saat itu riska mengggunakan BH yang
biasa digunakan bule pada saat berjemur. Setelah aku membuka BHnya kini
dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya
yang membuat riska kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah
membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata “Terusss..
nikmattttt.. Ommmm……….. ahh.. ahhhh….” Dan itu membuat aku semakin
bernafsu, kemudian tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai
memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan terlebih dahulu
menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku
masukan kedalam rok dan CDnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan
berisi dan ternyata riska memakai CD model G string sehingga membuat
aku berpikir anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi
itu membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa riska selama ini
menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis CD.
Lima menit berlalu terdengar suara riska “Ahh.. terusss Om… terusss..
nikmattttt.. ahh.. ahhhh…” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut
riska pada saat aku menyentuh dan memasukan jari tengan aku ke dalam
memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku
pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan
cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Riska.
“Ouuhhh.. Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” riska
mengalami orgasme untuk yang pertama kali. Setelah riska mengalami
orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan aku
menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga riska “Udah
dulu ya..” dengan sangat kecewa riska membuka matanya dan terlihat
adanya kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku
menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita lanjutkan lagi,” ia
langsut menyahut “Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memiaw aku udah
basah..” sambil ia memegang memiawnya yang membuat aku berpikir anak
ini tinggi juga nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia
pulang dengan penuh kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang
resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun karena
ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa
mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya
bergoyang-goyang dan secara samar-samar terlihat putting gunung
kembarnya yang telah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya
yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya akan
menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya.
Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH riska yang ia
lupa, yang membuat aku semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya
dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut. Sejak kejadian sore
itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya bersetubuh
dengan riska namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang
mengherankan lagi riska tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal
tersebut telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yang
membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian itu,
sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku
libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT
maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku lakukan dengan menonton film
porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset tersebut. Hujanpun turun
dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku
melangkah menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi
setibanya didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP
sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya basah
semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang
ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak
tersebut yang kayaknya aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah
Riska, dan aku berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah
sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan
kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku
pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali
ke ruang tamu dan membuka pintu yang membuat riska terkejut.
Pada saat riska terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo riska
ngak kesekolah nih?” dengan malu- malu riska menjawab “Ujan om..” aku
langsung bertannya lagi “Ngak apa-apa terlambat.” “Ngak apa-apa om
karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” riska menjawab dan aku
langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”,
riska menjawab dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini
riska tidak pernah kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan
inilah kesempatan yang aku tunggu- tunggu dan aku langsung menawarinya
untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia
langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu
aku memperhatikan gunung kembarnya yang samar- samat tertutupi BH yang
terlihat dari balik seragam sekolahnya yang telah basah sehingga
terlihat agak transparan. Melihat riska yang kedinginan, maka aku
menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan
aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu dia
bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat riska menuju
ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno,
hal tersebut membuat aku senang, karena riska telah masuk kedalam
jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa riska tidak akan mengganti
baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut.
Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata riska tidak kembali juga
dan akupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku riska menonton
film tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok
memiawnya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku memperhatikan
dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil
handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan
bukit kembarnya yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan
untuk mengancamnya jika ia bertingkah. Setelah merasa puas aku
merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati riska dari
belakang. Aku berbisik ketelinga riska, enak ya, riska langsung kaget
dan buru- buru melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, aku
langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan
membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang riska dan menyuruh riska
untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku
rasa riska menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku
kenakan.
Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya
dan ciumanku yang menggelora mencium leher putih riska, tangan kananku
membuka kancing baju riska satu demi satu sampai terlihat bukit
kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat kejadian
yang sore lalu. Riska sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan
meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka
sebagian kancing baju seragam yang basah yang digunakan riska kemudian
tagan kiri aku masuk ke dalam rok riska dan memainkan bukit kecilnya
yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke
perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia
gunakan. Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium
bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman
tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung
kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat riska makin terangsang dan
tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.
“Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh….
ahhhhhhhhhhh……. isap terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Setelah lama
mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil bukit kembarnya membesar
dan berwarna merah muda, perlahan- lahan ciuman aku alihkan ke perutnya
yang masih rata dan sangat mulus membuat riska tambah kenikmatan. “Ahh
ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan riska aku makin
tambah bernafsu untuk mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut riska
belum selesai dan aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan
memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga
jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw riska,
namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya
sehingga aku mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang
membuat aku berpikir sempit juga memiaw anak ini, tetapi setelah aku
menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam memiawnya, itupun
dengan susah payah karena sempitnya memiaw riska.
Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat
riska mendesah. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska. “Ah… tekan Omm..
enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai beberapa menit kemudia riska
mendesah dengan panjang. “Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, yang
membuat riska terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang
menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa riska baru saja merasakan
Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku dari memiawnya dan aku
meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar riska dapat mencium bau
cairan cintannya. Setelah beberapa saat aku melihat riska mulai merasa
segar kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan
seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari striptis,
namun riska tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari
layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan riska menanggalkan
baju yang ia kenakan dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul
rok sekolahnya yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G
string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta
dia untuk melakukan posisi doggy, riska pun menurutinya dan dia pun
bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.
Dengan melihat riska pada posisi demikian aku langsug menarik G
string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan memiawnya
yang telah basah terbentuk dari balik G string nya, dan akupun mengisap
memiawnya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku turunkan G
string nya dengan cepat sehingga G string yang riska kenakan berada di
ke dua paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku
menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku. “Aduh, Ommm…!
Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan Riska
menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua
lututnya. Aku terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, bahkan
jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding
memiawnya dengan cepat yang membuat riska mendesah dengan panjang.
“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”.
“Oooom…, uuhh…” Riska menggeliat- geliat liar sambil memegangi pinggir
sofa. “Ahhh… mhhh… Omm…” demikian desahannya. Aku terus beroperasi
dimemiawnya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Riska.
Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membuat Riska
tersentak dan memiawik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan
memiawnya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan
lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga riska semakin tidak karuan
menggeliat.
Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat
merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH
yang dikenakan riska begitupun dengan G string yang masih melingkar
dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil menyuruh dia
membuka celana yang aku gunakan, tetapi riska masih malu untuk
melakukannya, sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun
tanggannya masuk ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku
yang telah menegang dari tadi. Setelah memegang penis aku, dengan
sigapnya seluruh celana aku (termasuk celana dalam aku) di turunkannya
tanpa malu-malu lagi oleh riska yang membuat penis aku yang agak besar
untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm
tersembul keluar yang membuat mata riska melotot memandang sambil
memegangnya, dan aku meminta riska mengisap penis aku dan dengan
malu-malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya
dapat masuk sedalam 8 cm dimulut riska dan akupun memaksakan untuk masik
lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu membuat riska
hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan pelan- pelan lalu
mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari
matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan
yang tiada tara itu.
Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas
sambil ia terus mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin
menegang lagi. Kemudian aku menyuruh riska mengurut penisku dengan
menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat
bukit kembar riska semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna
yang semakin merah. Setelah puas, aku rebahkan tubuh riska disofa dan
aku mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan bokong riska (gaya
konvensional) dan aku buka kedua selangkangan riska yang membuat
memiawnya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu
merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang
penisku yang telah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.
Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,riska..!”
mulai pelan-pelan aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai
basah, namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dengan
hati-hati aku angkat kedua kaki riska yang panjang itu kebahu aku, dan
barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku
saja yang dapat masuk pada bagian permukaan memiaw riska. “Aduhhhhhh
Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm…” jerit Riska dan terlihat riska
menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat berkaca-kaca karena
kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong
untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih
rapatnya memiaw riska walaupun telah basah oleh lendirnya.
Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka
sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah
menembus “gawang” keperawanan riska sambil teriring suara jeritan kecil.
“Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan aku maju
mundurkan penis aku kedalam memiaw riska “Bless, jeb..!” jeb! jeb!
“Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska.
“Ommm Ahh…, matt.., maatt.., .ii… aku…” Mendengar erangan tersebut aku
lalu berhenti dan membiarkan memiaw riska terbiasa dengan benda asing
yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh
memiaw riska,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya
dan membisikan “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan
terbiasa dan merasa enakan.” Sebelum riska sadar dengan apa yang
terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke dalam memiaw riska dengan
cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw riska maka
penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak
kesakitan ketiga aku paksa lebih dalam lagi. “Uhh…, aahh…, ugghh…,
ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”. “Ooommm…,sakkkitt……
uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”. “Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…”
“Riska tahan ya sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta riska
menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memiawnya
terhadap penisku semakin kuat.. Nyaman dan hangat sekali memiawnya..!
Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk
dan tarikan keluar penisku membuat riska merasakan sakit pada memiawnya.
Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku
bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat
tidak terkatakan.
Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di
dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan
kencang, sehingga riska menjerit setinggi langit. Akupun langsung
melumat bibir riska membut tubuh riska semakin menegang. “Oooom….,
ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”,
tubuh riska menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan
mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan
tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, namun tidak
kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..! Kemudian
riska memeluk tubuhku dengan erat. Riska telah mengalami orgasme untuk
yang kesekian kalinya. “Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi.
“Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm, terruuss…, oohh” “Oohh…, ooww…,
ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat ketiga hampir 18
cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh rahimmnya. “Ahh…, ahh…,
Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar. “Uuhh…
uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!”
Sementara nafas saya seolah memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh….
aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!” “Hehh.. eh… eh… ehhh..”
“Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…”
“Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam
Ommm ooohhh… aku mau keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak
tahaaan… aaakkhhh…”
Setelah riska orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam
memiawnya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini
masih ABG berumur 12 tahun. Riska pun semakin lemas dan hanya pasrah
memiawnya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih … suara riska
menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang
semakin dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan
pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku
melakukan gerakan itu. Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin
keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi, dan.. “Terus.., Omm..,
terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!” kudengar
pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang
semakin menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang
sesaat, lalu.., “Seerr..!” terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi
memiaw riska, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di
badan.
Aku langsung memeluk riska dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa
kamu puas..?” diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari
memiawnya sehingga sebagian cairan sperma yang aku tumpahkan di dalam
memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang membuat nafsuku naik
kembali, dan akupun memompa memiaw riska kembali dan ini aku lakukan
sampai sore hari dan memiaw riska mulai terbiasa dan telah dapat
mengimbagi seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam
bercinta. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya “Kok anak SMP kaya
kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” riska pun menjelaskannya
“bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki
daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita riska aku langsung
berfikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat
juga.
Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga. Setelah kejadian itu saya dan
riska sering melakukan seks di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu
dan kakanya pergi, yang biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar
tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang
rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah
horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Riska sekarang
telah berumur 14 tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya,
bahkan riska tidak keberatan bila aku suruh melayani temen-temen aku dan
pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen aku yang membuat
riska tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta
agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir
bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada
ABG yang memuaskan aku dan temen-temen aku, dan aku akan menggunakan dia
untuk dapat mendekati kakak dan sepupunya
Home
»
Aku
»
di kota
»
di salah
»
DKI
»
Iwan
»
nama
»
pegawai
»
perusahaan
»
satu
»
seorang
»
swasta
» Kumpulan Cerita Sex Nikmatnya Desahan Memek Anak Perantauan
Tuesday, August 7, 2018
Next
This is the most recent post.
Older Post
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment